my pirda


Ini tentang dia…
seseorang yang selalu bersama ku disaat susah maupan senang…
yang ku sebut dengan “sahabat”

Persahabatan kami dimulai dari ketidak pastian. aku begitu yakin dengan ingatanku, persahabatan ini kami mulai saat kami duduk dibangku sekolah dasar kelas 5 . tetapi dia tidak setuju dengan ingatanku. “bukannya kita bersahabat dari kelas 3 SD??” dia bertanya. Dari nadanya bertanya dia sangat yakin. Kami hanya tertawa dengan ketidak pastian ini.
Aku tidak perduli kapan pastinya kami mulai kenal dan memulai persahabatan ini. Tapi yang penting dia adalah orang terbaik pertama yang ada di hidupku setelah keluargaku (papa,mama,kakak).
Kami adalah dua orang dengan karakter dan pola pikir yang sangat berbeda. Tidak jarang kami berselisih paham mengenai perbedaan tersebut. Namun karena perbedaan itu kami dapat menjadi satu. 



salah satu perbedaan itu ialah aku sangat menyukai coklat dan es krim (yang terbuat dari susu). Dia tidak suka dengan coklat. Dan es krim? Ya, siapa sih orang di dunia ini yang sanggup menolak nikmatnya es krim? Tetapi inilah kenyataannya, dia tidak menyukai es krim. Setelah perbedaan, pastinya kami juga mempunyai kesamaan . salah satunya ialah kami sangat suka menulis (kalau lagi kesal, biasanya kami nulis. Karena dengan menuangkan rasa kesal itu ke dalam sebuah tulisan. Rasa kesal itu sedikit demi sedikit akan menghilang).
dulu, ketika kami kelas 6 SD. Ada seorang teman yang ingin ‘mengadu domba’ kami (mungkin dia tidak suka melihat persahabatan kami). Hal itu membuat kami tidak tegur sapa selama beberapa hari/minggu. Tetapi akhirnya kami dapat bersatu lagi.
 
berbicara saat SD...
Kami sering pulang jalan kaki bersama, karena sekolah kami tidak terlalu jauh dari rumah. Pernah saat kami pulang sekolah bersama (aku,dia,dan kak asnaini), hujan turun dengan deras. Kami sangat panik “bagaimana ini, apa kita akan tetap menempuh derasnya hujan ini? Atau mencari tempat untuk berteduh?” Tanyaku saat itu. “kita tempuh sajalah hujan ini. Hitung-hitung kita sambil main hujan” katanya. Aku setuju. Tiba di persimpangan jalan, hujan turun semakin deras. “apa kalian yakin untuk melanjutkan perjalanan pulang? Bagaimana kalau kalian berteduh di rumah kakak aja, rumah kakak sudah dekat tuh” kak asnaini memberikan pilihan kepada kami. “gimana fin?” tanyanya kepadaku. “terserah saja” jawabku, aku yakin dengan keputusan yang diambilnya. “yaudah lah kak, kami berteduh di rumah kakak saja” jawabnya. Setibanya di rumah kak asnaini , kami sudah basah kuyub. Sepatuku sudah berat karena air hujan masuk kedalamnya. Mungkin sepatunya juga begitu. Setelah hujan reda, kami berpamitan kepada kak asnaini untuk melanjutkan perjalanan pulang. Aku masih sangat mengingat kejadian itu, karena itu adalah pertama kalinya aku bermain hujan
J, itu adalah salah satu hal yang membahagiakan di dalam hidupku, karena aku menempuh hujan yang deras itu bersama dia “sahabatku”. Itu sebab nya aku sangat menyukai hujan. Dan dia juga sangat menyukai hujan. Sama seperti ku.


Hujan…
kami menyukaimu
aroma basah yang selalu kau bawa
mengingatkan kami akan setiap kenangan di masa lalu
kami suka prologmu
langit mendung yang gelap
membawa ketenangan
hujan…
kami sangat kagum
dengan epilogmu
beautiful, colorful, wonderful
kami tau maksudmu
mendung tidak akan selalu mendung
mentari pasti akan muncul
hujan…
kami mencintaimu


Setelah lulus dari SD Negeri 006 Pekanbaru (saat ini berganti nama menjadi SDN 014 Pekanbaru). Aku mendaftar dan diterima belajar di SMP Negeri 14 Pekanbaru. Aku juga mengajak dia mendaftar di sekolah yang sama. Namun sayang, dia tidak lulus di SMPN 14 Pekanbaru. Aku sangat sedih, karena kami tidak berada disatu sekolah yang sama untuk 3 tahun kedepan. Sejak saat itu aku tidak tau bagaimana kabarnya. Dia menghilang begitu saja. dia tidak pernah bermain lagi ke rumahku.  aku tidak tau dia sekolah dimana. 

1 tahun kemudian,,
aku sudah mengenal apa yang namanya internet. Dan aku juga mempunyai jejaring media sosial. facebook. Dari sana aku berharap dapat bertemu kembali dengan dia. Benar saja . beberapa bulan setelah aku mempunyai facebook. Aku menemukannya. Dia yang selama 1 tahun ini menghilang. Aku sangat merindukannya. Kami lalu bertukar nomor handphone. Dan seperti dulu. Kami melanjutkan hubungan persahabatan yang dulu sempat terlupakan.
Ternyata selama ini dia bersekolah di MTS HASANAH. (ciee anak MTS J). 


Dia terlihat sangat cantik saat menggunakan kerudung


One more special moment with her..
Nonton film di bioskop. Bukan kah itu hal yang biasa dilakukan oleh semua orang? Tapi, untukku itu adalah suatu kegiatan yang tidak pernah aku lupakan. Untuk pertama kalinya aku menginjakkan kakiku di bioskop, dan itu bersama dia. Kami menonton film yang sampai saat ini masih menjadi film terbaik untukku. Dan film itu tidak akan pernah aku lupakan. “surat kecil untuk tuhan”. kutipan kalimat di film itu yang masih sangat aku ingat . “aku penasaran, akan seperti apa aku dikenang nantinya oleh orang tua, saudara-saudaraku, sahabat-sahabatku, dan semua orang yang menyayangiku… ”
Aku bahagia bisa menonton film itu bersama dia



Satu kesalahan terbesar yang pernah aku perbuat kepadanya..
Aku mempunyai banyak teman dekat di waktu SMP. Ada salah seorang diantara mereka yang memintaku untuk menjadikan dirinya sebagai sahabat pertama untukku. Sebut saja namanya “lanisa”. Tentunya aku tidak akan bisa melakukan hal itu. (kalian para pembaca pasti tau kan kenapa? Karena sudah ada dia yang menjadi sahabat pertama untukku).
Tapi,, karena satu alasan yang tidak bisa aku jelaskan disini. Aku melakukan hal itu. Aku bilang kepadanya “pir, aku enggak bisa lagi menjadi sahabat untuk pirda” . Dia sangat sedih karena perkataanku itu. Aku melakukan itu bukan karena “lanisa”. “apakah ada kata ‘mantan’ untuk seorang sahabat?” tanyanya kepadaku. Aku tidak tau harus bagaimana caranya menjawab pertanyaan itu. “pir, walaupun aku bukan sahabat pirda lagi. Aku masih akan selalu ada kok untuk pirda. Aku enggak akan kemana-mana kok” aku hanya bisa mengatakan itu kepadanya. 

Maaf kan pina, pir…
Seperti kejadian yang dulu,, dia menghilang. Dia memutus semua komunikasi antara kami berdua. Aku sedih. Ini memang kesalahanku...



Namun akhirnya,, aku dan dia bisa saling berkomunikasi kembali. Semua kembali seperti keadaan yang semula. Namun hanya status lah yang berbeda. Sampai saat ini aku tidak tau status apa yang pantas untuk kami berdua. Karena menurutku status tidak penting. Yang aku tau dia kembali untukku
Waktu begitu cepat, menyapu setiap detik kebersamaanku bersamanya.

Saat ini kami sudah menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi. SMA/MAN.
Aku mengajak dia untuk mendaftar di SMA Negeri 5 Pekanbaru (sekolah yang menjadi pilihanku). Tetapi, seperti saat mendaftar SMP dulu. Dia tidak lulus masuk di SMA 5. Selanjutnya, dia masuk MAN 1 Pekanbaru.  kenapa tuhan masih tidak mengizinkan kami untuk berada di satu sekolah yang sama? Tidak apa-apa kok, walaupun kami beda sekolah. Dia masih tetap ada untukku
Ketika di MAN , dia mencari sosok seseorang sahabat. Seseorang yang lebih baik dari aku. Ya, dia menemukannya . namanya “khayra”. “khayra” aku mengenalnya sudah cukup lama (walaupun aku tidak terlalu dekat dengannya). “khayra” baik. Aku senang dia bisa menemukan seorang sahabat seperti “khayra”.



Beberapa bulan kedekatan dia dan “khayra”. Semuanya berubah. “khayra” tidak sebaik yang aku kira. Dia sama saja sepertiku. “khayra” meninggalkan dia , dengan alasannya yang tidak jelas.
Seperti perkataanku dulu,, aku akan tetap ada untuk dia…

Sampai saat ini…
Kami tetap masih seperti ini…
Dengan status yang tidak kami ketahui kejelasannya…
Namun, setiap salah satu dari kami bercerita kepada orang lain, kami selalu berkata “dia adalah sahabatku”…
Yang terpenting dari persahabatan itu ialah kepercayaan

 



Itulah dia. FIRDAUSI DWI ISNAINI. Pencinta binatang lucu berwarna hitam putih “panda”. Biru muda warna kesukaannya. Beberapa prinsip di dalam hidupnya:

karna aku tau gimana sakitnya enggak didengar, maka dari itu aku harus bisa menjadi pendengar untuk orang lain…
enggak harus jadi orang lain buat disenangi orang lain, cukup jadi diri sendiri. karena apa? Karena , jika suatu saat nanti kita kembali ke sikap kita yang sebenarnya mereka akan kaget dan merasa tidak nyaman lagi bersama kita...
cukup buka mata tentang komentar orang lain untuk diri kita. Sebanyak-banyaknya orang yang enggak suka, lebih banyak lagi orang yang sayang sama kita. Walaupun untuk saat ini enggak nampak yang mana orangnya, tapi percaya aja itu memang ada…

Pirda. Panggilan akrabku kepadanya. My pirda…



 
 



Happy birthday my pir
(“)>

1 komentar: